Hujan di bulan Desember membuat hati semakin nostalgik. White Christmas milik orang Eropa dan Amerika, di dusunku selalu saja Wet atau Rainy Christmas. Di saat-saat seperti sekarang langit mendung setiap hari. Curahannya membuat lekuk tubuh cantik Sang Pertiwi kuyup, segar, menjanjikan kemekaran dan kehidupan baru. Buah mangga, delima, nenas dan nangka salak di sekeliling rumah ayah dan ibu semakin ranum dan siap dipetik. Pertiwiku, jauh di sana, semakin menggemaskan untuk dinikmati, dibelai, dipuja dan dicinta.
Di luar jendela kantor gerimis, titik-titik air menimpa kaca. Pepohonan bergoyang tanpa daun, laksana tubuh Pertiwi tak bergaun. Dahan-dahannya menanti selimut lembut putih salju, namun yang datang hanyalah godaan lembut angin dan sentuhan basah sang hujan. Awan kelabu mengatapi semesta, seakan sedang bersiap menumpahkan isi hatinya ke tubuh alam. Isi hati yang galau lantaran ketamakan penduduk bumi? Sedih karena kemunafikan anak-anak dunia? Atau juga marah oleh ketumpulan hati nurani penghuni alam? Geram atas peperangan dan kekejaman para pemegang kuasa?
Dia, Sang Penyelamat sebentar lagi datang. Saat ini bersama Sang Ibu yang mengeloni-Nya di kandungan dan Sang Ayah nan kalem, Dia sedang di perjalanan jauh. Beberapa hari lagi mereka tiba dan akan mengetuk setiap pintu, mencari tempat untuk menginap. Di setiap rumah kita pasti ada tempat untuk Sang Tamu, apalagi seandainya kita tahu, siapakah gerangan Tamu itu sebenarnya. Di kamarku yang reot dan kecil pun pastilah dengan senang hati kuterima. Namun, apakah HATI siap? Apakah kesediaan kita menerima Dia terpancar di dalam kemurnian hati kita? Bayi Suci tidak membutuhkan lagi kandang hina, Dia ingin berkanjang di dalam hati, budi dan pikiran kita.
Di Jerman selama Advent digelar Weihnachtsmarkt, artinya Pasar Malam Natal. Orang berjualan berupa-rupa jenis hadiah Natal dan barang-barang lainnya setiap hari hingga jauh malam. Tanda pengenal pasar malam ini adalah anggur hangat, yang disebut “Gluhwein”, anggur yang dimasak dengan berupa-rupa jenis bumbu seperti cengkeh, kayu manis dlsb. Orang berjejal-jejal mengunjungi stan penjual anggur ini atau juga berjenis-jenis daging sosis panggang. Ini adalah semacam karnaval Advent, penantian kedatangan Sang Emanuel dalam kegembiraan. Tetapi apakah betul Dia yang dinantikan? Ataukah hanyalah kesenangan demi kesenangan belaka?
Menikmati tegukan anggur panas terakhir di tahun ini.
Danke schoen, Pater. Dies Articel ist ehr Interssant.
Teman Pak Guru, sama-sama. Salam sejahtera di tahun 2015 ini. Tuhan memberkati.